Kamis, 26 Juni 2014

Bandwidth Management

Langkahnya adalah sebagai berikut :
1.      Login ke Mikrotik Sebagai Administrator, menggunakan Winbox



2.      Setelah berada di halam utama coba anda pilih menu Queues, seperti gambar dibawah ini

   

Mikrotik Sebagai Gateway internet

Disini saya akan share sedikit bagaimana cara config mikrotik sebagai gateway dengan menggunakan winbox.



Langkah - langkahnya yaitu :
1. Interface ---> pastikan pada setiap 'ether' (double klik) > Master Port-nya None
(Agar pada saat diakses, network kita tidak terlihat semua di IP Publik)


Rabu, 25 Juni 2014

Bandwidth

Bandwidth adalah Besaran yang menunjukkan seberapa banyak data yang dapat dilewatkan dalam koneksi melalui sebuah network. Lebar pita atau kapasitas saluran informasi. Kemampuan maksimum dari suatu alat untuk menyalurkan informasi dalam satuan waktu detik. Dikenal juga dengan perbedaan atau interval, antara batas teratas dan terbawah dari suatu frekuensi gelombang transmisi dalam suatu kanal komunikasi. Satuan yang digunakan Hertz untuk sirkuit analog dan detik dalam satuan digital. Jalur lebar analog diukur dalam unit Hertz (Hz) atau kitaran second. Jalur lebar digital pula merujuk kepada jumlah atau volume data yang dilewatkan melalui satu saluran komunikasi yang diukur dalam unit bit per second (bps) tanpa melibatkan gangguan. Istilah lebar jalur (bandwith) sepatutnya tidak dikelirukan dengan istilah jalur (band), seperti pada telepon tanpa kabel, contohnya beroperasi pada jalur 800MMHz.

Mikrotik



1.    Pengenalan Mikrotik

Mikrotik adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang digunakanuntuk memfungsikan komputer sebagai router.PC router tersebutdilengkapi dengan berbagai fasilitas dan alat, baik untuk jaringan kabelmaupun nirkabel.Mikrotik sekarang ini banyak digunakan oleh ISP,penyedia hotspot, ataupun oleh pemilik warnet.
Pada standar perangkat keras berbasiskan Personal Computer (PC)mikrotik dikenal dengan kestabilan, kualitas kontrol dan fleksibilitas untukberbagai jenis paket data dan penanganan proses rute atau lebih dikenaldengan istilah routing. Sedangkan aplikasi yang dapat diterapkan denganMikrotik selain routing adalah aplikasi kapasitas akses (bandwidth),manajemen, firewall, wireless access point (WiFi), backhaul link, systemhotspot, Virtual Privati Network (VPN) server dan masih banyak lainnya.(http://www.mikrotik.com).

Router

Router merupakan salah satu perangkat dalam dunia jaringan komputer. Pengertian Router adalah perangkat jaringan yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa jaringan atau network, baik jaringan yang menggunakan teknologi sama atau yang berbeda, misalnya menghubungkan jaringan topologi Bus, topologi Star atau topologi Ring.
Karena router ini menghubungkan beberapa jaringan tentunya router berbeda dengan Switch. Switch hanya perangkat yang digunakan untuk menghubungkan beberapa komputer sehingga membentuk LAN atau local area network. Sedangkan router adalah perangkat yang menghubungkan satu LAN dengan banyak LAN lainnya.
Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda atau berbeda arsitektur jaringan, seperti halnya dari Ethernet ke Token Ring.
pengertian router - fungsi router - jenis router
Router umumnya dipakai untuk jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP, router jenis ini dinamakan IP Router. Internet merupakan contoh utama dari jaringan yang memiliki IP Router.
Umumnya router ada dua jenis, yaitu router statis dan router dinamis,
Router statis atau static router merupakan router yang memiliki tabel routing statis yang disetting dengan cara manual oleh para administrator jaringan. Sedangkan router dinamis atau rynamic router merupakan router yang memiliki dan membuat tabel routing dinamis dengan membaca lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya.
PC Router :
Pengertian PC router adalah sebuah komputer yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai router. Untuk membuat sebuah PC router tidak harus menggunakan komputer dengan spesifikasi yang tinggi. Komputer dengan prosesor pentium dua, hard drive 10 GB dan ram 64 serta telah tersedia LAN Card  sudah bisa digunakan sebagai PC router. Komputer yang dijadikan router ini harus diinstal dengan sistem operasi khusus untuk router. Sistem operasi yang populer untuk PC router saat ini adalah Mikrotik.

Selasa, 24 Juni 2014

Routing

Routing digunakan untuk proses pengambilan sebuah paket dari sebuah alat dan mengirimkan melalui network ke alat lain disebuah network yang berbeda. Jika network Anda tidak memiliki router, maka jelas Anda tidak melakukan routing.
Untuk bisa melakukan routing paket, ada hal-hal yang harus diketahui :
• Alamat tujuan
• Router-router tetangga dari mana sebuah router bisa mempelajari tentang network remote
• Route yang mungkin ke semua network remote
• Route terbaik untuk setiap network remote
Router menyimpan routing table yang menggambarkan bagaimana menemukan network-network remote.

pengertian DHCP

DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.

Cara Kerja

Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.
DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.
DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan “penyewaan” alamat IP dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah berikut:
  1. DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.
  2. DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
  3. DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
  4. DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.
Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.
Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.
Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.
Catatan: DHCP server harus memiliki alamat IP yang statis.

DHCP Scope

DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.

DHCP Lease

DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagai Reservation.

DHCP Options

DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan.
Dalam jaringan berbasis Windows NT, terdapat beberapa DHCP Option yang sering digunakan, yang dapat disusun dalam tabel berikut.
Nomor DHCP Option Nama DHCP Option Apa yang dikonfigurasikannya
003 Router Mengonfigurasikan default gateway dalam konfigurasi alamat IP. Default gateway merujuk kepada alamat router.
006 DNS Servers Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server
015 DNS Domain Name Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server yang menjadi “induk” dari DNS Server yang bersangkutan.
044 NetBIOS over TCP/IP Name Server Mengonfigurasikan alamat IP dari WINS Server
046 NetBIOS over TCP/IP Node Type Mengonfigurasikan cara yang digunakan oleh klien untuk melakukan resolusi nama NetBIOS.
047 NetBIOS over TCP/IP Scope Membatasi klien-klien NetBIOS agar hanya dapat berkomunikasi dengan klien lainnya yang memiliki alamat DHCP Scope yang sama.

Layer OSI

Pengertian 7 Layer OSI

7 Layer OSI adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI mempunyai sebuah kepanjangan, yaitu : Open System Inter Connection yang merupakan Kumpulan Layer-layer yang tidak salingbergantungan namun saling berkaitan satu sama lainnya, maksud dari pernyataan tersebut adalah masing-masing Layer sudah mempunyai Tugas dan Tanggung Jawab masing-masing dan Saling mengisi satu sama lain, dan sama halnya dengan sebuah kerjasama Kelompok. jika salah satu dari Layer tersebut tidak digunakan berarti tidak akan Terbentuk jaringan.

Komponen Penyusun 7 Layer OSI

7 OSI Layer memiliki 7 Layer yang Terdiri dari :
  1. Physical Layer 
  2. DataLink Layer 
  3. Network Layer 
  4. Transport Layer 
  5. Session Layer 
  6. Presentation Layer 
  7. Application Layer.
Dari ke Tujuh layer tersebuat mempunyai 2 (dua) Tingkatan Layer, yaitu:

Subnetting

Pengertian Subnetting

Subnetting adalah proses memecah jaringan / network menjadi beberapa sub network atau dalam pengertian lain menurut saya adalah menjadikan host sebagai subnet.

Mengapa dibutuhkan Subnetting ?

Subnetting dibutuhkan untuk efisiensi dan optimalisasi suatu jaringan. Sebagai contoh apabila pada sebuah perusahaan terdapat 120 komputer dan di perusahaan tersebut terdiri dari 4 divisi yang setiap divisinya terdapat 30 komputer. Tentu akan sangat sulit bagi administrator jaringan untuk mengelola 120 komputer yang terdapat dalam satu jaringan tunggal, untuk itulah pembagian jaringan diperlukan agar administrator jaringan dapat lebih mudah mengelola jaringan.

Keuntungan 

  • Mempermudah pengelolaan jaringan
  • Untuk mengoktimalisasi jaringan karena tidak terpusat pada satu jaringan tunggal
  • Mempermudah pengidentifikasian masalah dan mengisolasi masalah hanya pada satu subnet tertentu

Perhitungan Subnetting

Penulisan IP address umumnya adalah 192.168.1.1 tetapi pada beberapa waktu ada juga yang menulis 192.168.1.1 / 24 itu dibacanya 192.168.1.1 dengan subnet mask 255.255.255.0 kerena /24 diambil dari penghitungan 24 bit subnet mask di tulis "1", dengan begitu subnetmasknya adalah 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep inilah yang disebut CIDR (classless inter-domain routing).

Subnet mask yang digunakan untuk subnetting

255.128.0.0 / 9
255.192.0.0 / 10
255.224.0.0 / 11
255.240.0.0 / 12
255.248.0.0 / 13
255.252.0.0 / 14
255.254.0.0 / 15
255.255.0.0 / 16
255.255.128.0 / 17
255.255.192.0 / 18
255.255.224.0 / 19
255.255.240.0 / 20
255.255.248.0 / 21
255.255.252.0 / 22
255.255.254.0 / 23
255.255.255.0 / 24
255.255.255.128 / 25
255.255.255.192 / 26
255.255.255.224 / 27
255.255.255.240 / 28
255.255.255.248 / 29
255.255.255.252 / 30

Perhitungan pada IP kelas C

Sebagai contoh network address 192.168.1.0 /26
IP address : 192.168.1.0
Subnet mask : /26 = 255.255.255.192 (11111111.11111111.11111111.11000000)
Perhitungan

1. Jumlah subnet -->  Rumus = 2dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir pada subnet mask (8 angka terakhir bagi  yang belum tahu).
Pada contoh diatas terdapat 2 binari satu pada oktet terakhir jadi 22  = 4. Jadi jumlah subnetnya adalah 4.

2. Jumlah host per subnet --> Rumus =2-2 dimana y adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir pada subnet mask.
Pada contoh diatas terdapat 6 binari nol pada oktet terakhir jadi 26 - 2 = 62. Jadi jumlah host per subnetnya adalah 62.

3. Blok subnet -->  Rumus = 256 - nilai terakhir dari subnet mask dan lipatkan hasil pengurangan itu hingga mencapai jumlah subnet yang dibutuhkan (0 termasuk subnet).
Pada contoh diatas nilai terakhir pada subnet mask adalah 192, jadi 256 - 192 = 64. Blok subnetnya adalah 0, 64, 128, dan 192.

4. Host dan broadcast yang digunakan --> host yang digunakan adalah satu angka setelah subnet sedangkan broadcast adalah satu angka sebelum subnet.

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192
Host pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Host terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
Broad cast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

Perhitungan pada IP kelas B

Sebagai contoh network address 175.1.0.0 /19
IP address : 175.1.0.0
Subnet mask : /19 = 255.255.224.0 (11111111.11111111.11100000.00000000)
Perhitungan
1. Jumlah subnet --> Rumus = 2dimana adalah banyaknya binari 1 pada dua oktet terakhir pada subnet mask (16 angka terakhir).
Pada contoh diatas terdapat tiga binari "1" pada dua oktet terakhir, jadi 2= 8. Jadi jumlah subnetnya adalah 8.

2. Host per subnet --> Rumus = 2- 2 dimana y adalah banyaknya binari 0 pada dua oktet terakhir pada subnet mask.
Pada contoh diatas terdapat 13 binari "0" pada dua oktet terakhir, jadi 213 - 2 = 8190. Jadi jumlah host per subnetnya adalah 8190.

3. Blok subnet --> Rumus = 256 - nilai terakhir dari subnet mask dan lipatkan hasil pengurangan itu hingga mencapai jumlah subnet yang dibutuhkan (0 termasuk subnet).
Pada contoh diatas nilai terakhir adalah 224, jadi 256 - 224 = 32. Blok subnetnya adalah 0, 32, 64, 96, 128, 160, 192, dan 224.

4. Host dan broadcast yang digunakan --> host yang digunakan adalah satu angka setelah subnet sedangkan broadcast adalah satu angka sebelum subnet.
Berikut adalah tabel penjelasan 2 subnet pertama dan 2 subnet terakhir.

Subnet 175.1.0.0 175.1.32.0 175.1.192.0 175.1.224.0
Host pertama 175.1.0.1 175.1.32.1 175.1.192.1 175.1.224.1
Host terakhir 175.1.31.254 175.1.63.254 175.1.223.254 175.1.255.254
Broad cast 175.1.31.255 175.1.63.255 175.1.223.255 175.1.255.255

Perbedaannya dengan perhitungan IP kelas C ketika oktet terakhir sudah mencapai 255, oktet ketiga maju dari 0 menjadi 1 dan ketika sudah mencapai 255 lagi maju lagi dari 1 menjadi 2. (contoh : 175.1.0.255 --> 175.1.1.0 -->175.1.1.1)

Perhitungan pada IP kelas A

Sebagai contoh network address 72.0.0.0 /12
IP address : 72.0.0.0
Subnet mask : /12 = 255.240.0.0 (11111111.11110000.00000000.00000000)
Perhitungan
1. Jumlah subnet --> Rumus = 2x  dimana x adalah banyaknya binari "1" pada 3 oktet terakhir pada subnet mask (24 angka terakhir).
Pada contoh diatas terdapat 4 binari 1 pada 3 oktet terakhir, jadi 2= 16. Jadi jumlah subnetnya adalah 16.

2. Jumlah host per subnet --> Rumus = 2- 2 dimana y adalah banyaknya binari "0" pada 3 oktet terakhir pada subnet mask.
Pada contoh diatas terdapat 20 binari 1 pada 3 oktet terakhir, jadi 220 = 1.048.576. Jadi jumlah host per subnetnya adalah 1.048.576.

3. Blok subnet --> Rumus = 256 - nilai terakhir dari subnet mask dan lipatkan hasil pengurangan itu hingga mencapai jumlah subnet yang dibutuhkan (0 termasuk subnet).
Pada contoh diatas nilai terakhir adalah 240, jadi 256 - 240 = 16. Blok subnetnya adalah 0, 16, 32, 48, 64, 80, 96, 112, 128, 144, 160, 176, 192, 208, 224, dan 240.

4. Broadcast dan host yang digunakan --> host yang digunakan adalah satu angka setelah subnet sedangkan broadcast adalah satu angka sebelum subnet.
Berikut adalah tabel penjelasan 2 subnet pertama dan 2 subnet terakhir.

Subnet 72.0.0.0 72.16.0.0 72.224.0.0 72.240.0.0
Host prtm 72.0.0.1 72.16.0.1 72.224.0.1 72.240.0.1
Host trkhr 72.15.255.254 72.31.255.254 72.239.255.254 72.255.255.254
Broad cast 72.15.255.255 72.31.255.255 72.239.255.255 72.255.255.255

Perbedaannya dengan IP address kelas B ketika oktet terakhir mencapai 255, oktet ketiga maju dari 0 menjadi 1 dan ketika oktet ketiga sudah mencapai 255, oktet kedua maju dari 0 menjadi 1 (contohnya : 72.0.0.0 --> 72.0.0.255 --> 72.0.1.0 --> 72.0.255.0 --> 72.1.0.0).

Sekian dulu postingan saya tentang Subnetting, semoga bermanfaat dan jika ada salah tulis tolong di komen agar bisa di koreksi.

Fungsi Switch Pada Jaringan Komputer

Switch merupakan perangkat yang menghubungkan antara dua komputer atau lebih dalam sebuah segmen jaringan, yang pada umumnya adalah LAN. Secara teknis perangkat ini terdapat pada layer 2 OSI Model yaitu data link layer. Hub dan switch memang memiliki fungsi yang sama, namun keduanya terdapat perbedaan. Perbedaan hub dan switch yang paling mencolok adalah kemampuan switch yang dapat mengingat perangkat yang sedang terkoneksi. Fungsi Switch secara garis besar adalah bagaimana mentransmisikan data pada suatu jaringan.
fungsi SWITCHJenis Jenis Switch
Switch Memiliki beberapa tipe di antaranya adalah sebagai berikut.
  1. Unmanaged Switch
  2. Managed Switch
  3. Smart Switch
  4. Enterprise-Managed Switch
Tipe switch ini dapat di baca pada artikel Jenis jenis switch yang telah dibuat sebelumnya.

Bridge


Bridge adalah sebuah komponen jaringan yang digunakan untuk memperluas jaringan atau membuat sebuah segmen jaringan. Bridge jaringan beroperasi di dalam lapisan data-link pada model OSI. Bridge juga dapat digunakan untuk menggabungkan dua buah media jaringan yang berbeda, seperti halnya antara media kabel Unshielded Twisted-Pair (UTP) dengan kabel serat optik atau dua buah arsitektur jaringan yang berbeda.

Karakteristik Bridge
Koneksi internet digunakan pada 1 PC saja, atau koneksi internet di-share dengan beberapa PC menggunakan server/access point.

Koneksi internet menggunakan pilihan paket quota, sehingga tidak selalu terhubung ke internet selama 24 jam.

Menginginkan kerja modem yang lebih ringan, karena jika koneksi di-share maka modem tidak dijadikan sebagai server untuk membagi bandwidth, sehingga modem lebih awet. Namun konsekuensinya, untuk membagi bandwidth diperlukan tambahan server/access point.

Dapat memisahkan jaringan yang luas menjadi sub jaringan yang lebih kecil.
Dapat mempelajari alamat, meneliti paket data dan menyampaikannya.
Dapat mengoleksi dan melepas paket-paket diantara dua segmen jaringan.
Dapat mengontrol broadcast ke jaringan.
Dapat merawat address table.

Keuntungan dan Kelemahan Bridge.
Bridge adalah sebuah relay atau interconnecting device yang bias digunakan untuk menyediakan beberapa kemampuan berikut.

Memperluas/menambah jarak dari network yang ada.
Menambah jumlah workstation pada network Mengurangi kemacetan traffic (dengan network partitioning)
Menyediakan koneksi ke network yang berbeda (misalnya Ethernet ke Token Ring).
Memindahkan data melalui intermediate network dengan protokol yang berbeda.

Kelemahan yang terjadi pada bridge
Bridge tidak bisa memblokir paket broadcast
Menambah delay pada jaringan.

Jika alamat yang diterima tidak di kenal oleh bridge, maka akan di siarkan berita ke jaringan segmen lain dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya broadcast strom (badai siaran) yang efeknya dapat membuat jaringan macet total.

Walaupun dapat memiliki domain collision yang berbeda, tetapi peralatan bridge hanya memiliki satu broadcat domain.

HUB

Hub merupakan perangkat keras yang sangat penting dalam jaringan komputer, Hub sangat mempengaruhi proses koneksi antar komputer sehingga jika Hub mengalami kerusakan maka seluruh jaringan komputer akan terputus dan terganggu.

Hub berfungsi sebagai peragkat keras penerima sinyal dari sebuah komputer dan merupakan titik pusat yang menghubungkan ke seluruh komputer dalam jaringan tersebut. Hub juga berperan sebagai penguat sinyal kabel UTP, konsentrator dan penyambung. Berdasarkan fungsinya Hub dibedakan menjadi 2 macam yakni:
  1. Hub pasif merupakan hub yang berfungsi sebagai pemmisah atau pembagi jaringan, akan tetapi tidak melakukan penguatan sinyal sehingga hub ini tidak membutuhkan tenaga listrik tambahan.
  2. Hub Aktif berfungsi sebagai penghubung jalur secara fisik dan penguat sinyal dalam jaringan, Akan tetapi Hub aktif membutuhkan tenaga listrik tambahan untuk bisa bekerja.

REPEATER


Repeater adalah 
  Alat yang berfungsi untuk memperkuat sinyal di dalam jaringan komputer.


Karakteristik Repeater
1.      Karakteristik REPEATER :
2.      Mempunyai kelemahan tidak dapat melakukan filter traffic jaringan.
3.      Data yang masuk ke port repeater akan tersebar ke segmen-segmen jaringan LAN tanpa memperhitungkan apakah data dibutuhkan atau tidak.

Cara Kerja Repeater

Repeater pada umumnya diletakkan disuatu tempat ketinggian ,antennanyapun ditinggikan lagi yang biasanya diletakkan diatas tower sehingga jangkauan pancaran akan lebih jauh. Semakin tinggi letak repeater, maka akan lebih jauh pula daya jelajahnya. Seringnya repeater diletakkan disuatu lokasi yang  tinggi misalnya di puncak Gunung, atau Bukit , Antennanya pun  di instalasikan ditower yang cukup tinggi.
Memperkirakan jarak jangkau repeater, secara sangat sederhana adalah dengan melihat area dari lokasi tsb dengan mata kita, bila yang terlihat sangat luas, maka hampir dapat dipastikan, sejauh mata kita memandang, sampai sanalah  area yang dapat dicover oleh repeater itu, ( Line Of Sight ) Mengingat keterbatasan daya pandang, dapat saja coveragenya lebih jauh dari pandangan kita.
Peformance sebuah repeater dipengaruhi pula oleh ,daya pancar repeater, sensitivitas, serta sel;ektivitas dari repeater itu sendiri. Untuk meningkatkan  kekuatan pancaran, selain meletakkan repeater pada tempat yang tinggi, maka digunakan pula Antenna dengan penguatan ( gain ) yang besar.

Web Proxy

Apa itu Web Proxy ?

Web proxy adalah website berbasis proxy server dan berfungsi sebagai perantara antara client dengan web tujuan sehingga dalam proses pengiriman data, ip address tidak terdeteksi karena telah disembunyikan terlebih dahulu oleh proxy

Dengan adanya web proxy maka anda dapat menghemat bandwidth dan menambah kecepatan pada saat browsing internet karena web proxy mempunyai kemampuan untuk menyimpan data ke storage local sehingga jika ada client lain yang membuka situs yang sama, maka isi website sebagian besarnya di ambil dari storage local server selain itu juga web proxy mempunyai kemampuan untuk memblokir situs terlarang, seperti situs judi ataupun pornografi. Web Proxy dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

1. Nontransparent web proxy

2. Transparent web proxy

Nontransparent web proxy


Seorang client dapat memilih untuk menggunakan/tidak fasilitas web proxy yang disediakan oleh server. Web proxy biasanya sudah di set oleh para administrator dan siap untuk digunakan.

Seorang client bisa mendaftarkan web proxy-nya di setting web browser yang digunakan sebagai contoh, kali ini saya akan melakukan konfigurasi secara manual di web browser yang saya gunakan yaitu Mozilax Firefox versi 20
Pilih menu tools -> option -> advanced -> general -> settings 



manual proxy







Transparent web proxy

Jika pada nontransparent client dapat memilih untuk menggunakan/tidak fasilitas web proxy yang ada namun pada transparent web proxy seorang client dipaksa untuk menggunakannya sehingga seorang client (user) tidak perlu melakukan setting apapun di web browser yang mereka gunakan karena pengaturan hanya dilakukan oleh server saja dan secara otomatis client akan menggunakan web proxy. Seorang user yang sedang browsing (request port 80) maka dia akan dibelokan terlebih dahulu menuju proxy



Bagi anda yang punya bisnis atau memiliki usaha di bidang jasa/layanan internet, seperti hotspot atau warnet maka tidak ada salahnya jika anda menerapkan sistem tersebut, sehingga akan membuat para pelanggan yang menggunakan jasa anda merasa betah atau merasa nyaman pada saat browsing.

Konfigurasi Router Mikrotik

Contoh Kasus :
PC CLient — > Switch –> Router —> Internet
IP PUBLIC : x.y.z.pub/29
DNS : x.y.z.dns1 dan x.y.z.dns2
Gateway : x.y.z.gw
IP address LOCAL ROUTER : 192.168.100.1/24
IP address Client : 192.168.100.2/24
Catatan : Sesuaikan Hardware, IP Address, DNS, Gateway dengan yang anda miliki
Hardware :
Router :  RouterBoard 1000 (Mikrotik v3,19 Stable)
Mikrotik RB1000

Switch : D-Link DES-3026 Ethernet Switch

D-Link DES-3026 Ethernet Switch
PC Client : PowerBook G4
Powerbook G4

Setting ROUTER
1. Ganti default password Mikrotik
[admin@titik.org] > /user set admin password=whatever
2. Rename ethernet name :
[admin@titik.org] > /interface print
Flags: D – dynamic, X – disabled, R – running, S – slave
#     NAME                                              TYPE             MTU
0  R  ether1                                            ether            1500
1     ether2                                            ether            1500
2     ether3                                            ether            1500
3  R  ether4                                            ether            1500
[admin@titik.org] > /interface set ether1 name=IP-LOCAL
[admin@titik.org] > /interface set ether4 name=IP-PUBLIC
[admin@titik.org] > /interface print
Flags: D – dynamic, X – disabled, R – running, S – slave
#     NAME                                              TYPE             MTU
0  R  IP-LOCAL                                          ether            1500
1     ether2                                            ether            1500
2     ether3                                            ether            1500
3  R  IP-PUBLIC                                         ether            1500
3. Setting IP Address
[admin@titik.org] > /ip address add address=x.y.z.pub/29 interface=IP-PUBLIC
[admin@titik.org] > /ip address add address=192.168.100.1/24 interface=IP-LOCAL
[admin@titik.org] > /ip address print
Flags: X – disabled, I – invalid, D – dynamic
#   ADDRESS            NETWORK         BROADCAST       INTERFACE
0   x.y.z.pub/29            x.y.z.168               x.y.z.175              IP-PUBLIC
1   192.168.100.1/24   192.168.100.0   192.168.100.255 IP-LOCAL
4. Setting Gateway
[admin@titik.org] > /ip route print
Flags: X – disabled, A – active, D – dynamic, C – connect, S – static, r – rip, b – bgp, o – ospf, m – mme,
B – blackhole, U – unreachable, P – prohibit
#      DST-ADDRESS        PREF-SRC        GATEWAY-STATE    GATEWAY       DISTANCE INTERFACE
0            ADC                    x.y.z.168/29                x.y.z.pub                             0             IP-PUBLIC
1            ADC              192.168.100.0/24        192.168.100.1                       0             IP-LOCAL
[admin@titik.org] > /ip route add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=x.y.z.gw
[admin@titik.org] > /ip route print
Flags: X – disabled, A – active, D – dynamic, C – connect, S – static, r – rip, b – bgp, o – ospf, m – mme,
B – blackhole, U – unreachable, P – prohibit
#      DST-ADDRESS        PREF-SRC        GATEWAY-STATE      GATEWAY      DISTANCE INTERFACE
0      A S  0.0.0.0/0               reachable                x.y.z.gw                             1             IP-PUBLIC
0            ADC                    x.y.z.168/29                x.y.z.pub                             0             IP-PUBLIC
1            ADC              192.168.100.0/24        192.168.100.1                       0             IP-LOCAL

INSTALLASI MIKROTIK

1. masukkan cd mikrotik ke dalam cd/dvd room.
2. Setting bios komputer anda, pada booting awal (first boot)nya adalah cd/dvd room anda.
3. setelah di setting maka komputer anda akan booting pertama kale ke cd/dvd room anda. Jika berhasil maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini.
4. Pencet tombol “A” untuk memilih semua konfigurasi. klik tombol “M” untuk memilih konfigurasi minimal. klik tombol “SPACE” untuk memilih konfigurasi secara manual.
5. jika sudah yakin maka klik yombol “I” untuk memulai menginstal.
6. Jika muncul seperti gambar diatas maka kita disuruh memilih memakai konfigurasi yang lama (jika sudah pernah menginstal mikrotik) atau tidak.Klik tombol “Y” untuk menyetujui, atau klik tombol “N” untuk tidak menyetujui.
7. Setelah itu akan muncul peringatan yang maksudnya adalah memberitahu kita bahwa semua data akan hilang dan menanyakan apakah kita yakin atau tidak. Klik tombol “Y” untuk menyetujui, atau klik tombol “N” untuk tidak menyetujui.
8. jika muncul seperti gambar dibawah ini maka proses instalasi telah selesai. keluarkan kaset mikrotik anda, setelah itu tekan enter untuk merestart komputer anda secara otomatis.
9. Setelah komputer anda restart maka anda akan diminta untuk check disk atau tidak. Klik tombol “Y” untuk menyetujui, atau klik tombol “N” untuk tidak menyetujui.
10. setelah itu akan muncul tampilan login. “admin” (tanpa tanda petik) pada Mikrotik Login. Dan pada password enter aja. karena password defaultnya tidak ada password,,,,
11. Jika berhasil maka akan muncul gambar tampilan awal mikrotik (lihat gambar dibawah ini). Menandakan anda telah berhasil menginstal mikrotik.